Aceh Tengah, 20 Oktober 2024 – Keluarga para penderita hemofilia di Aceh Tengah menyampaikan langsung harapan besar mereka kepada Pengurus Muzakkir Manaf Center, Bapak Tawardi. Mereka meminta perhatian terhadap kebutuhan fasilitas kesehatan untuk menangani hemofilia di daerah mereka, mengingat jumlah penderita yang mencapai sekitar 200 orang di Aceh Tengah, dan minimnya akses pengobatan di wilayah tersebut.
Saat ini, para penderita hemofilia di Aceh Tengah harus menempuh perjalanan jauh ke Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan. Bagi banyak keluarga, perjalanan ratusan kilometer ini menimbulkan tantangan besar, baik dari segi fisik, biaya, maupun waktu.
“Kami menghadapi situasi yang sangat sulit. Setiap kali keluarga kami harus berobat, kami perlu melakukan perjalanan panjang ke Banda Aceh. Bukan hanya biaya yang mahal, tetapi juga kondisi fisik penderita yang seringkali memburuk selama perjalanan. Kami berharap melalui kepemimpinan Bapak Muzakkir Manaf, ada solusi nyata berupa pembangunan fasilitas kesehatan di Aceh Tengah,” ungkap salah satu keluarga penderita.
Keluarga-keluarga ini menaruh harapan besar pada Muzakkir Manaf agar dapat memperhatikan kesehatan masyarakat di wilayah pedesaan seperti Aceh Tengah. Dengan adanya fasilitas kesehatan khusus untuk penanganan hemofilia, mereka yakin akan meringankan beban banyak pihak, termasuk memberikan akses lebih mudah bagi keluarga-keluarga yang selama ini kesulitan mendapatkan pengobatan.
Menanggapi hal ini, Bapak Tawardi, selaku Pengurus Muzakkir Manaf Center Aceh Tengah, menyatakan kesiapannya untuk menyampaikan aspirasi tersebut kepada calon gubernur Muzakkir Manaf. Beliau juga berkomitmen akan memperjuangkan agar pelayanan kesehatan, terutama untuk penyakit langka seperti hemofilia, menjadi prioritas dalam program kerja ke depan.
Permasalahan ini sangat penting, dan kami akan berusaha untuk menyampaikan kepada Calon Gubernur Aceh untuk dimasukkan kedalam bagian dari visi pembangunan kesehatan di Aceh, terutama di daerah-daerah yang masih memiliki keterbatasan akses seperti Aceh Tengah,” ujar Ketua Muzakkir Manaf Center, Darmiana Suasti atau yang dikenal dengan Kak Ipak Bale.
Redaksi